Selasa, 26 April 2011

TUGAS 1

Mengenal diri sendiri …
Juni 20, 2007 in die Lebensgeschichte

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya.

Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda sendiri?
Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih, tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri. Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya, terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka mengira dengan menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka tidak menjadi diri mereka sendiri.
Apakah anda jujur pada diri anda sendiri?
Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.
Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang?
Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.
Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri?
Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.
Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri?
Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.
KEGIATAN ALTERNATIF
Ambil waktu senggang, carilah suasana tenang. Persiapkan diri anda untuk melakukan kegiatan ini. Mungkin kegiatan ini akan berlangsung selama 30 menit atau lebih. Dalam melaksanakan kegiatan ini bersikaplah seperti menonton film kehidupan anda. Jangan biarkan emosi anda terlibat. Berusahalah untuk menerima apa yang telah terjadi. Bila anda bermaksud menafsirkan apa yang mungkin terlintas dalam kegiatan ini, maka anggaplah bahwa tidak ada sesuatu pun yang sia-sia, selalu bertujuan, dan baik bagi pengembangan diri.
1. Ambillah secarik kertas, tuliskan nama, tempat dan tanggal lahir, dan data pribadi anda lain yang patut anda ketahui. Mampukah anda mengenal diri anda melalui data-data yang anda tulis sendiri sembari melepaskan segala harapan-harapan, ketakutan dan kecemasan yang mungkin pernah ditanamkan dalam benak anda? Mampukah anda melihat diri anda melalui data-data yang anda tulis dengan cara pandang yang polos dan sederhana? Apakah anda bisa menyadari bagaimana kepribadian yang biasa anda kenakan dalam kehidupan sehari-hari?
2. Kini tuliskan riwayat pekerjaan anda. Anda bisa memulainya dari awal atau akhir. Yang penting adalah anda mampu melihat seluruh riwayat pekerjaan anda secara utuh. Mungkin di saat menulis itu, anda teringat pada hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Biarkan saja. Sekali lagi, pandanglah catatan riwayat pekerjaan anda sesederhana mungkin. Tetapi amati setiap kecenderungan yang muncul yang menerbitkan kegembiraan dalam pekerjaan anda.
3. Tuliskan riwayat pendidikan anda, sejak kecil hingga sekarang. Tuliskan pula ketrampilan dan hal-hal apa yang pernah anda pelajari. Sebagian mungkin semakin terasah. Sebagian lain terlupakan. Lihatlah seluruh riwayat pendidikan dan pengajaran anda secara utuh. Amati setiap kecenderungan yang membuat hidup anda terasa menyenangkan. Apakah anda mampu menemukan hubungan antara pendidikan anda dengan pekerjaan anda sekarang?
4. Cobalah menulis kegiatan-kegiatan yang anda lakukan. Biasanya itu adalah kegiatan yang menyenangkan dan membuat hidup terasa penuh gairah. Bisa berupa hobi, petualangan, organisasi sosial, agama, seni, olahraga, dan lain-lain. Apakah anda menemukan hubungan antara kegiatan-kegiatan ini dengan pekerjaan dan karir anda sekarang?
5. Lihatlah diri anda kini secara utuh, sekali lagi dengan pandangan yang polos dan sederhana (tanpa dibebani harapan akan masa depan dan penyesalan pada masa lalu), mampukah anda menemukan diri anda sekarang sebagai sebuah simpul dari benang-benang masa lalu? Bisakah anda menemukan hubungan dari semua ini?
Berjalan di atas potensi dan bakat diri selalu berkaitan erat dengan kebahagiaan dan gairah hidup. Bila anda benar-benar mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan potensi dan bakat, anda akan menemukan kegembiraan dan energi yang luar biasa besar. Kegiatan di atas hanya selembar kegiatan alternatif untuk mengenal titik-titik potensi yang memicu kebahagiaan dalam diri (bila sekarang anda masih bisa merasakan gairah atas kegiatan anda di masa lalu, maka itu adalah gairah yang muncul dari potensi diri anda.) Tentu takkan cukup lima point kegiatan di atas untuk benar-benar mengenal diri, karena mengenal diri adalah proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Namun setidaknya, dengan sedikit demi sedikit menguak apa yang ada dalam diri, anda akan menemukan sesuatu hal aturan sederhana: bahwa hanya dengan menjadi diri sendirilah seseorang menemukan kebahagiaan sejatinya. Dan, pengembangan diri semestinya bertujuan untuk menemukan kebahagiaan diri yang sejati, bukan yang lain.


Cara Menerima Diri
Ada orang yang dengan mudah dapat menerima diri sendiri, dan ada juga yang agaj susah, berikut ini ada beberapa cara yang dapat menolong untuk dapat menerima diri sendiri :
a) Selalu mensukuri apa yang telah di miliki. Denganmengucapkan sukur, focus perhatian kita bukan apa yang belum kita terima, melainkan pada apa yang sudah kita terima, berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup kuta. Dengan itu juga tidak memusatkan perhatian tentang mengapa kita memiliki kelemahan, melainkan bagaimana kita dapat mengataasi kelemahansecara tepat
b) Terima pujian. Ketika seseorang memuji kita, perlakukanlah itu sebagai hadiah, dan berikan pujian kembali. Pujian tidak boleh berlebihan, namun harus mangandung unsure kebenaran.
c) Kita harus berusaha menggali potensi yang terbaik dan diri kita dengan senantiasa belajar dan meningkatkan kemampuan diri, dan memanfaatkan kesempatan serta peluang yan yang ada
d) Luangkan waktu dengan orang-orang positif , jika keluaraga tidak bagaia atau mendukung, maka cari teman yang mendukung dan dapat dipercaya, tapi hati-hati dalan memilih
Semoga dapat membantu
Posted in Uncat
10 TANDA MENERIMA DIRI SENDIRI APA ADANYA
oleh: save4me Pengarang : SivaLintar
• Summary rating: 3 stars (19 Tinjauan)
• Kunjungan : 2105
• kata:900

More About : cara menerima diri sendiri


Dalam hidup ini banyak orang yang sering merasa minder alias tidak percaya diri, hingga banyak hal yang kita lewatkan karena perasaan tersebut.tapi banyak pula yang memiliki kepercayaan yang tinggi dan dapat menerima dirinya apa adanya, termasuk ke dalam kategori apakah anda? tentu saja menilai diri sendiri sulit dan sering kita menyimpulkan diri kita seperti apa atas penilaian dari orang lain, perlu anda ketahui bahwa menerima diri sendiri merupakan hal yang ada dan perlu kita sadari sangatlah berpengaruh terhadap lingkungan sosial kita, siapapun diri kita, cantik atau jelek, pintar atau bodoh, atau biasa-biasa saja. kita bisa melihat dan menilai tanda-tanda dari orang yang dapat menerima dirinya sendiri apa adanya. Anda perlu dan mengerti akan menerima diri sendiri tersebut. Berdasarkan sumber atau bacaan yang saya baca ada 10 tanda-tanda bahwa diri kita sendiri menerima apa adanya sebagai berikut ini :
1. SELALU BAHAGIA, menjadi bahagia adalah dengan apa dan siapa adanya diri anda, tidak seorang pun yang bisa sungguh-sungguh membuat kita bahagia atau sungguh-sungguh membuat kita tidak bahagia artinya bukan apa yang ada diluat tetapi apa yang ada dalam batin kita, tidak membandingkan dengan orang lain dan dengan tidak mengandalkan orang lain untuk membuat kita bahagia.
2. MUDAH BERGAUL DENGAN ORANG LAIN, kita akan menjadi senang, gembira dan percaya diri ketika kita bisa menerima diri kita apa adanya. dengan atau dimana kita berada perasaan senang, gembira dan percaya diri aka ada karena kita selalu berfikir dan meyakini lingkungan dan orang lain juga menerima anda apa adanya.
3. TERBUKA UNTUK DICINTAI DAN DIPUJI, janganlah berfikir jelek atau negatif ketika menerima pujian tapi terimalah dengan perasaan enak. dengan menerima diri kita dan merasa senang kita bisa menganggap bahwa orang lain pun senang, gembira dan dengan penuh rasa syukur menerima kita, bergulat dengan perasaan bersalah sangatlah tidak menguntungkan dan merugikan diri kita sendiri.
4. MAMPU MENJADI DIRI KITA YANG SEJATI, kesejatian dan keunikan karena kemampuan akan menerima diri sendiri itu berarti kita tidak perlu memakai "topeng" dan menghadapi kenyataan dengan jujur. dengan menjadi diri kita yang sejati kita akan tulus, jujur serta menjadi lega.
5. MAMPU MENERIMA SAYA YANG SAAT INI, HARI INI, menjadikan apa yang telah kita lakukan dan lalui sebagai sejarah,apa yang telah kita lakukan termasuk kesalahan-kesalahan merupakan pelajaran dan membuat kita lebih tau harus seperti apa, hari ini adalah siapa diri anda dan yang akan datang yaitu hari esok kita tidak tau.
6. DAPAT MENERTAWAI DIRI SENDIRI DENGAN MUDAH, orang yang mampu menertawai diri sendiri akan menerima dan mengakui kelemahan dan kebodohannya. terlalu serius dengan diri sendiri merupakan perasaan yang timbul karena adanya perasaan dalam diri kita yang merasa tidak aman.
7. MAMPU MENGENALI DAN MENGURUSI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN SENDIRI, kebutuhan fisik,emosional, intelektual, sosial, dan spiritual dapat kita kenali dengan dapat menerima diri kita sendiri, dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan permintaan serta tuntutan orang lain. ia tahu akan keterbatasan dan kebutuhannya sendiri.
8. MAMPU MENENTUKAN NASIB SENDIRI, mendengarkan apa yang dikatakan atau dipikirkan orang lain bukan orang yang menerima dirinya sendiri, perasaan gembira,bahagia berasala dari dalam diri kita yang sudah menerima apa adanya hingga dapat mengambil petunjuk dari dalam dirinya sendiri bukan dari orang lain.
9. BISA BERHUBUNGAN DENGAN KENYATAAN, melamun dan mengkhayal adalah sikap tidak menerima diri sendiri, berhubungan dengan kenyataan dapat kita lakukan dengan menerima diri sendiri, bahagia, tidak membuang waktu dengan melamun karena kita berurusan dengan diri kita dan orang lain dengan apa adanya.
10. BERSIKAP TEGAS, tegas dalam menyatakan sesuatu merupakan perasaan tertantangan yang muncul akan keadaan yang menerima diri apa adanya dengan gembira serta adanya rasa menghormati diri sendiri dan menyatakan secara terbuka bahwa kita tulus dan berani dalam bersikap.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1871279-10-tanda-menerima-diri-sendiri/#ixzz1KhVhgkfE

MENERIMA DIRI SENDIRI
Esther Widhi Andangsari

Ingatkah Anda ketika remaja, berkaca di depan cermin, mengomentari diri sendiri dengan nada tidak puas ? Setiap lekuk wajah, bentuk mata, ukuran hidung, bibir, jerawat di pipi..... rasanya semua mengecewakan. Dan hari itu setelah selesai berkaca, rasanya kaki terasa berat untuk melangkah karena merasa tidak percaya diri,. Tidak PD dengan kondisi fisik yang dimiliki. Tidak bisa menerima kondisi diri seperti itu.
Mungkin saat ini pun Anda masih sering mencela atau mengkritik diri sendiri dengan nada tidak puas. Setiap pekerjaan rasanya tidak ada yang bagus, tidak ada yang baik. Akhirnya penilaian terhadap diri sendiri menjadi buruk, penerimaan diri sendiri pun menjadi negatif. Buntut-buntutnya Anda juga sering mencela atau mengkritik orang lain. Pujian menjadi hal yang ‘mahal’ untuk diucapkan kepada orang lain.
Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah puas dengan apa yang diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri bahkan usaha orang lain ? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk menerima diri sendiri. Barangkali Anda berasal dari keluarga dimana orang tua lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Anda tumbuh menjadi orang yang tidak terbiasa untuk cepat puas, selalu merasa kurang, dan akhirnya sulit untuk menerima diri sendiri bila ada kekurangan di dalamnya. Apa pun kondisi Anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju dan berkembang, Anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.
Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi dirinya sendiri dengan bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri sendiri, biasanya adalah orang yang juga mampu untuk menerima orang lain apa adanya. Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang diminta, menghargai usaha orang lain, bersikap hormat, tidak dikendalikan oleh ambisi yang tidak realistis, tidak terlalu banyak mengeluh, tidak mudah tersinggung, belajar mengendalikan kemarahan dengan benar, tidak terobsesi oleh masa lampau, serta tidak menuntut orang lain untuk memenuhi semua kebutuhannya.
Coba periksa diri Anda sendiri. Apakah Anda menjawab “YA” untuk setiap kondisi berikut di bawah ini ? (“Seni Mengasihi Diri Sendiri”, Cecil G. Osborne, 2001) Semakin banyak Anda menjawab “YA” untuk kondisi berikut ini, berarti Anda belum memiliki penerimaan diri sendiri yang baik.
1. Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh teman-teman atau keluarga ?
2. Apakah Anda suka berbantah ?
3. Apakah Anda suka mengecam ?
4. Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain ? Terhadap ide-ide mereka ?
5. Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah marah ?
6. Apakah Anda sulit memberi maaf ?
7. Apakah Anda cemburu buta ?
8. Apakah Anda pendengar yang tidak baik ?
9. Apakah Anda materialistis secara berlebihan ? Takut miskin ?
10. Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar, kehormatan, dan pangkat ?
11. Apakah Anda orang yang tidak mau kalah ?
12. Apakah Anda sulit menerima pujian ?
Ada sebuah illustrasi. Seorang turis Amerika sedang mengunjungi sebuah puri kuno di Inggris bersama rombongan tur. Puri kuno tersebut memiliki hamparan rumput yang sangat luas dan sangat indah. Turis Amerika ini sedang mengagumi hamparan rumput tersebut. Kemudian ia menghampiri kepala kebun puri yang sedang bekerja di dekat situ. Ia bertanya kepada kepala kebun tersebut, “Bagaimana caranya kalian membuat hamparan rumput sebagus dan seindah ini ? Saya sangat mengagumi hamparan rumput yang hijau dan elok ini.” Jawab si kepala kebun, “ Ah Pak, biasa saja. Kami hanya menanam bibit rumput yang terbaik, memberi pupuk, menyiramnya, serta merawatnya selama 500 tahun...” Menerima diri sendiri merupakan suatu proses yang harus diusahakan atau diperjuangkan. Butuh kerja keras untuk menerima diri apa adanya. Tujuannya adalah supaya memiliki pertumbuhan mental yang baik, mampu menerima orang lain apa adanya, menjalin relasi interpersonal yang lebih baik, serta dapat menikmati hidup.
Bagaimana untuk bisa menerima diri sendiri ? Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan. Diharapkan Anda juga berusaha untuk mengembangkan cara-cara untuk menerima diri sendiri.
1. Gunakan kacamata paradigma baru. Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak lagi cepat menilai negatif pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa Anda layak untuk dihargai. Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara berimbang.
2. Tetapkan standar atau target yang realistis. Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri karena kegagalan untuk meraih target atau standar yang ditetapkannya sendiri. Perlu dicermati, target atau standar yang ditetapkan itu terkadang tidak realistis, terlalu muluk-muluk sehingga sangat sulit untuk dicapai. Untuk orang-orang yang menaruh penghargaan diri sendiri berdasarkan prestasi semata, hal ini bisa sangat meruntuhkan rasa percaya diri. Tetapkanlah standar atau target yang realistis. Bila tidak tercapai, janganlah terlalu “down” atau merasa sangat kecewa hingga tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencoba lagi.
3. Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih menyukai diri Anda. Berikanlah kasih, pertolongan, dukungan, perhatian, maaf, pengertian, uang, sehelai surat sederhana, atau apa pun kepada teman atau orang lain yang Anda rasa perlu.
4. Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri. Dengan melakukan hal ini Anda akan menghargai diri Anda sendiri dan juga orang lain.
5. Gunakan kata-kata yang positif pada diri sendiri. Misalnya ketika Anda diserahkan tanggung jawab untuk mengerjakan proyek tertentu, katakan pada diri sendiri bahwa, ”Saya mampu dan bisa mengerjakan tugas ini dengan baik.”
6. Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki. Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih mudah untuk menerima dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak mudah tersinggung, dan mampu memberi bagi orang lain.
”Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya”.



• TESTIMONI
• JV With Me
• My Friend
• CONTACT ADMIN
Cara Sederhana Mengembangkan Diri (2)
Oleh : Arief Maulana
Melanjutkan artikel terdahulu yang menjadi pembuka bagaimana cara sederhana mengembangkan diri, maka ini adalah lanjutannya. Ternyata langkah-langkahnya tidaklah sesulit yang kita bayangkan, hanya membutuhkan konsistensi dan kemauan untuk melakukannya.
Sebelumnya, masih inget persyaratannya kan? Ada niat + kemauan, mau menjalan prosesnya minimal 90 hari, dan mau sedikit berinvestasi untuk masa depan Anda. Alasannya bisa Anda baca di artikel bagian pertama. Oke langsung aja, langkah pertama adalah…
MULAILAH MEMBACA BUKU-BUKU POSITIF PENGEMBANGAN DIRI
Satu kesamaan yang biasanya dimiliki oleh orang sukses kebanyakan adalah : senang membaca buku. Buku apa? Apa saja, entah itu buku masalah bisnis, buku manajemen diri, buku kepemimpinan, dll. Ebook juga termasuk buku lho, hanya bentuknya beda berupa file PDF.
Kebiasaan ini saya ketahui dari seseorang yang luar biasa, Pak Djoni Budi Pratomo. Beliau di mata saya termasuk sukses di berbagai bidang, tidak hanya materi belaka. Sebelumnya beliau adalah mantan manager di PT. Alstom Power Surabaya. Kabar terakhir beliau pindah ke perusahaan asing HSBG dengan posisi yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya.
Alhamdulillah pada waktu itu saya dapet kesempatan bertemu dan berdiskusi dengan beliau lewat teman saya, Arinta, yang kebetulan adalah keponakannya sekaligus teman kelas 1 SMA saya. Pertama masuk di ruang tamunya, saya takjub. Ada sebuah lemari khusus dengan bentuk klasik berdiri megah di sudut ruangan. Isinya? BUKU.
Tidak cukup dengan Pak Djoni, saya pun mencari sosok lain yang juga sukses untuk mengetahui resep suksesnya. Hingga bertemulah saya dengan Pak Tato’, orang luar biasa juga. Mantan pegawai Alstom yang resign atas kemauan sendiri. Jika saat ini banyak fenomena perusahaan memPHK karyawan, maka beliau memPHK perusahaan. Resign karena memang sudah mendapatkan passive income melalui bisnis yang dirintisnya. Dan sekali lagi ternyata Pak Tato’ punya kebiasaan yang sama seperti Pak Joni, senang membaca.
Jika dari Pak Joni saya mendapati bahwa kita perlu memiliki kebiasaan membaca untuk menunjang pengembangan diri, maka dari Pak Tato’ saya mendapatkan langkah-langkah untuk menumbuhkan kebiasaan membaca buku positif. Langkah-langkah ini sangat efektif bagi siapapun, bahkan orang yang malas membaca, dengan catatan ada kemauan untuk berubah. Ini langkah-langkahnya…
space
1. Cukup 10-15 Menit Setiap Harinya
Bagi sebagian orang yang sudah addict dan menjadi bookaholic (termasuk saya), mungkin bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca buku. Namun bagaimana yang berangkat dari titik malas membaca? Inilah solusinya.
Jangan langsung memaksakan diri untuk langsung membaca dalam jumlah dan waktu yang lama, jika Anda pertama kali mencoba. Itu hanya akan membuat Anda menjadi semakin malas nantinya. Sama halnya ketika kita niat menguruskan badan dengan berolahraga. Jika di awal-awal langsung olahraga berat-berat, bisa dipastikan minggu berikutnya orang tersebut tidak akan olahraga lagi.
10-15 menit setiap harinya. Itu udah cukup. Tidak banyak membuang waktu Anda kan. Lakukan saja sebelum Anda memulai aktivitas kerja setiap harinya. Saya biasa membaca di setelah shalat subuh. Selain pikiran masih fresh, itu adalah waktu terbaik untuk menyerap ilmu yang kita baca. Kata orang, bisa meresap lebih dalam.
10-15 menit inipun bisa Anda pecah, jika memang Anda adalah orang yang super sibuk. Misalnya 5 menit di pagi hari sebelum kerja, 5 menit pada saat istirahat makan siang, dan 5 menit pada saat sudah dirumah malam harinya. Bawa bukunya dalam tas Anda. Jadi jika ada waktu luang, Anda bisa langsung membuka dan membacanya. Maksimal 15 menit saja setiap harinya.
space
2. Lakukan Ini Secara Konsisen Selama 90 Hari
90 hari berturut-turut adalah waktu yang efektif untuk menambahkan kebiasaan baru dalam hidup kita. Ini sudah benar-benar teruji, dan saya pribadi juga sudah merasakannya. Ketika kita melakukan hal yang sama selama berturut-turut selama 90 hari, maka ketika pada hari 91 tidak melakukannya, akan ada rasa yang hilang bahkan perasaan ngga enak.
Nah, begitu juga pada dengan kebiasaan membaca buku ini. Misalnya Anda sudah mengerjakan selama 70 hari kemudian pada hari 71 Anda tidak melakukannya, maka hitungannya direset dan diulang dari 0.
Jangan ditoleransi. Mungkin Anda akan bilang, “Ah kan cuma 1 hari aja, besok lanjut lagi.” Yang sering terjadi adalah pada saat kita menoleransi sedikit saja, maka selanjutnya akan banyak toleransi-toleransi.
space
3. Gunakan Cara Efektif Membaca Buku
Cara efektif mendapatkan manfaat terbesar dari buku pengembangan diri, pertama adalah dengan fast reading. Baca bukunya dengan cepat hingga habis. Ini bertujuan untuk memberikan gambarannya secara garis besar kepada Anda. Tidak perlu berusaha keras memahami apa yang Anda baca di awal. Selesaikan saja dulu, karena rata-rata buku pengembangan diri itu bahasanya sedikit berat.
Bila sudah habis satu buku, maka barulah kita kaji bab per bab. Baca pelan-pelan, kalau perlu diulangi untuk membantu memahami, kemudian di praktekkan apa yang ada di bab tersebut. Ingat, dipraktekkan. Kalau mau lebih efektif lagi, jangan lanjut ke bab berikutnya sebelum Anda mempraktekkannya. Ini khusus untuk yang baru memulai dari awal proses pengembanga dirinya.
Untuk yang sudah terbiasa + memiliki pengembangan diri yang cukup baik di awal dan ingin meningkatkan ke level advance, Anda bisa memilih topik mana yang mau dikembangkan dengan melihat pada daftar isi. Misalnya, sebagai contoh saya ambil buku “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain” karangan Dale Carnegie. Disana topik-topik komunikasi dipaparkan berbeda di tiap bab.
Andai saya ingin belajar bagaimana berkomunikasi sebagai seorang pemimpin, maka saya akan buka bagian empat dan mulai membaca dari halaman 301. Rata-rata buku pengembangan diri yang bagus, biasanya bab-bab nya bisa dibaca terpisah. Sehingga mau Anda baca dari awal sampai akhir ataupun lompat-lompat sesuai kebutuhan tidak ada masalah.
Nah, itu kiat bagaimana menumbuhkan kebiasaan membaca yang positif. Jangan cuma sekedar baca koran doang, apalagi komik melulu (kata bunda, kebanyakan banyak komik bisa membatasi daya kreasi kita). Praktekkan dan pada hari ke-91, tiada hari tanpa membaca buku, bahkan pada saat sibuk sekalipun. Cuma 15 menit perhari kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar